Di bulan Agustus, Sr. Sesilia mempunyai beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain adalah pada tanggal 12 Agustus 2009, Sr. Sesilia mengikuti fokus group diskusi dan evaluasi terhadap UEP Welorlaran yang diselenggarakan oleh Women and Children Care Forum ( WCCF ). Diskusi yang bertemakan Gender, Violence, Trafficking, dan efek dari HIV/AIDS tersebut diikuti oleh para anggota UEP, perempuan, dan remaja. Dalam diskusi tersebut dijelaskan mengenai apa saja bentuk – bentuk kekerasan terhadap perempuan baik secara fisik, psikis, dan seksual. Dijelaskan juga mengenai prosedur hukum bagi pekerja perempuan, yang tentunya akan berguna bagi para perempuan yang ingin bekerja. Menurut Sr. Sesilia, para partisipan sangat antusias dalam mengikuti diskusi ini. Selama dua hari, yaitu tanggal 24-25 Agustus 2009, sr. Sesilia mendampingi proses repatriasi para pengungsi yang ingin kembali ke Timor Leste. Pada tanggal 27 Agustus 2009, Sr. Sesilia menghadiri peresmian Saint Monica Partnership of Atambua, yang diselenggarakan di SMKK Kusuma Hall. Yayasan Santa Monica ini dibentuk sebagai wadah bagi para janda agar mereka dapat meningakatkan taraf hidupnya, menumbuhkan rasa solidaritas bagi sesama janda, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Yayasan ini merupakan yayasan yang independen dan terbuka untuk gereja lokal maupun luar.Untuk mencapai misinya, yayasan tersebut mengadakan beberapa program antara lain Program untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang dilakukan dengan cara mengadakan renungan alkitab, pemberian sakramen, berdoa bagi perdamaian dunia. Mengadakan training, kursus, dan seminar untuk meningkatkan kreativitas, dan membangun jaringan untuk memperkuat rasa solidaritas.
Pada tanggal 28 Agustus 2009, Sr. Sesilia menjadi pembicara dalam seminar bertemakan trafficking, gender, dan violence bagi para pedagang kaki lima di Atambua. Dalam seminar ini Sr. Sesilia memperkenalkan kepada para pedagang kaki lima mengenai Women and Children Care Forum (WCCF), menjelaskan mengenai isu perdagangan perempuan dan anak, serta kekerasan terhadap perempuan. Mereka juga menonton film mengenai HIV/AIDS. Di akhir acara para partisipan mendapatkan uang sejumlah Rp250.000,00 agar dapat mereka gunakan untuk mengembangkan usaha mereka. Agar maksud dari tujuan pemberian uang tersebut tercapai yaitu untuk meningkatkan produktivitas mereka, maka dibentuklah 5 grup dimana masing-masing ketua grup akan bertanggung jawab terhadap penggunaan uang tersebut.
Di bulan September, tepatnya pada tanggal 12, Sr. Sesilia kembali mendampingi satu keluarga untuk melakukan proses repatriasi dan rekonsiliasi ke Suai, Timor Leste. Kemudian pada tanggal 14 September 2009, sr. Sesilia menyelenggarakan workshop mengenai pencatatan dan pelaporan kasus kekerasan berbasis gender di hotel Paradiso, Atambua. Tujuan diadakannya workshop tersebut adalah untuk menyusun system pencatatan dan pelaporan kekerasan terhadap perempuan dan anak antara penyedia layanan untuk korban supaya Kabupaten Belu mempunyai data terbaru-reguler dan yang mewakili seluruh wilayah tentang prevalensi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sehingga dapat memberikan informasi dan kontribusi untuk penyusunan kebijakan, program dan kegiatan perlindungan perempuan dan anak yang menjadi korban tindak kekerasan.
Selasa, 03 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar